Laman

Senin, 29 Maret 2010

Belajar dari Langkah Raksasa Asia

MEREKA yang pernah mendaki Gunung Fuji layak disebut orang bijak. Namun, mereka yang mendaki untuk kedua kalinya layak disebut orang bodoh. (Rahasia Pepatah Jepang).

Fuji yang berketinggian 3.776 meter merupakan simbol bagi masyarakat Negeri Sakura. Gunung yang dikeramatkan orang Jepang yang berarti ”keabadaian” ini adalah simbol pembangkit semangat bagi masyarakat Jepang untuk terus berpikir kreatif, terlebih ketika keadaan kian mustahil. Inilah salah satu mengapa orang Jepang sukses menguasai dunia meski memiliki segunung kekurangan. Fakta itulah yang diungkapkan Ann Wan Seng dalam bukunya, Rahasia Bisnis Orang Jepang: Belajar dari Langkah Raksasa Sang Nippon Menguasai Dunia (terbitan 2006).

Dalam buku itu Wan Seng menggambarkan bagaimana orang Jepang yang berfisik kecil bisa mengalahkan mereka yang berasal dari Barat. Setelah bom atom Amerika menghunjam di jantung kota Jepang pada 1945, semua pakar ekonomi saat itu memastikan Jepang akan segera bangkrut. Namun, prediksi itu meleset. Dalam kurun waktu kurang dari 20 tahun, Jepang mampu bangkit dan bahkan menyaingi perekonomian negara yang menyerangnya. Terbukti, pendapatan per kapita dan taraf hidup rakyat Jepang menempati posisi kedua tertinggi di dunia. Pada pertengahan era 1990-an, produk nasional bruto (PNB) Jepang mencapai USD37,5 miliar.

Angka tersebut sekaligus menempatkan posisi Jepang di belakang Swiss yang memiliki PNB tertinggi di dunia sebesar USD113,7 miliar. Selain itu, Jepang tidak memiliki utang luar negeri. Dalam pandangan orang Jepang, kekalahan dapat ditebus dengan kemenangan dan keberhasilan dalam bidang lain. Bangsa Jepang tidak pernah menyerah dengan segala kekurangan dan kelemahan. Meski memiliki sumber daya alam yang sedikit, gempa sering mengancam, orang Jepang berupaya menggunakan segala potensi yang ada untuk membangun negaranya agar sebanding dengan negara yang kaya dengan sumber alam.

Orang Jepang pandai menempatkan dan memanipulasi segala sumber yang ada sebaik mungkin. Bangsa Jepang cepat dan tanggap bertindak dan tidak menunggu peluang datang, tetapi mencari dan menciptakan sendiri peluang tersebut. Sejatinya, faktor utama kesuksesan bangsa Jepang terletak pada etos kerja, kreativitas, dan paradigma pantang menyerah. Bangsa Jepang dinilai rajin dan optimistis. Prinsip kesungguhan, disiplin ketat, usaha, dan semangat kerja keras (spirit bushido) rakyat Jepang diwariskan secara turun-temurun.

Kedisiplinan bangsa Jepang dikaitkan dengan harga diri (disiplin Samurai). Sejarah membuktikan, Jepang termasuk bangsa yang tahan banting dan pantang menyerah. Puluhan tahun di bawah kekaisaran Tokugawa yang menutup semua akses ke luar negeri, Jepang sangat tertinggal dalam teknologi. Ketika Restorasi Meiji (meiji ishin) datang, bangsa Jepang cepat beradaptasi dan menjadi fast-learner. Kemiskinan sumber daya alam juga tidak membuat Jepang menyerah. Selain menjadi pengimpor minyak bumi, batu bara, biji besi dan kayu, sebanyak 85 persen sumber energi Jepang berasal dari negara lain, termasuk Indonesia.

Rentetan bencana terjadi di tahun 1945, dimulai dari bom atom di Hiroshima dan Nagasaki, disusul dengan kalah perangnya Jepang, ditambah adanya gempa bumi besar di Tokyo. Namun, ternyata Jepang tidak habis. Dalam beberapa tahun berikutnya Jepang sudah berhasil membangun industri automotif dan bahkan kereta cepat (shinkansen). Sebenarnya, etos dan budaya kerja orang Jepang tidak jauh beda dengan bangsa Asia lain seperti China dan Korea yang juga pekerja keras. Namun, mengapa bangsa Jepang lebih berhasil dan maju dibandingkan bangsa Asia lain?

Ternyata, orang Jepang sanggup berkorban dengan bekerja lembur tanpa mengharap bayaran. Mereka merasa lebih dihargai jika diberi tugas pekerjaan yang berat dan menantang. Bagi mereka, jika hasil produksi meningkat dan perusahaan mendapat keuntungan besar, otomatis mereka akan mendapatkan balasan yang setimpal. Dalam pikiran dan jiwa mereka, hanya ada keinginan untuk melakukan pekerjaan sebaik mungkin dan mencurahkan seluruh komitmen pada pekerjaan. Pada 1960, rata-rata jam kerja pekerja Jepang adalah 2.450 jam/ tahun.

Pada 1992 jumlah itu menurun menjadi 2.017 jam/tahun. Namun, jam kerja itu masih lebih tinggi dibandingkan rata-rata jam kerja di negara lain, misalnya Amerika Serikat (1.957 jam/tahun), Inggris (1.911 jam/tahun), Jerman (1.870 jam/tahun), dan Prancis (1.680 jam/tahun). Ukuran nilai dan status orang Jepang didasarkan pada disiplin kerja dan jumlah waktu yang dihabiskannya di tempat kerja. Di Jepang, orang yang pulang kerja lebih cepat selalu diberi berbagai stigma negatif, dianggap sebagai pekerja yang tidak penting, malas, dan tidak produktif.

Bahkan istri-istri orang Jepang lebih bangga bila suami mereka ”gila kerja” bukan ”kerja gila”. Sebab hal itu juga menjadi pertanda suatu status sosial yang tinggi. Untuk melancarkan urusan pekerjaan, orang Jepang memegang teguh prinsip tepat waktu dengan tertib dan disiplin. Kedua elemen itu menjadi dasar kemakmuran ekonomi yang dicapai Jepang sampai saat ini. Seperti pahlawan dalam cerita rakyat Jepang, si samurai buta Zatoichi, Jepang harus memastikan segala-galanya, termasuk rakyatnya, senantiasa bergerak cepat menghadapi perubahan di sekelilingnya.

Jika semuanya berhenti bergerak, ekonomi Jepang akan runtuh seperti Zatoichi yang luka dan mati karena gagal mempertahankan diri dari serangan musuh. Sebab ia tidak bergerak dan hanya dalam keadaan statis. Ketika para pekerja di negara-negara Barat mengalami penurunan produktivitas, di Jepang justru tampak prestasi yang menakjubkan. Pada 1975 misalnya, setiap sembilan hari seorang pekerja Jepang menghasilkan sebuah mobil seharga 1.000 poundsterling. Sementara pekerja di perusahaan Leyland Motors, Inggris, membutuhkan 47 hari untuk menghasilkan mobil dengan harga yang sama. Seorang pekerja di Jepang rata-rata dapat melakukan pekerjaan yang seharusnya dilakukan enam sampai tujuh orang di negara lain.

Selain itu, budaya malu di Jepang juga menjadi faktor yang cukup menentukan keberhasilan. Malu adalah budaya leluhur dan turun-temurun bangsa Jepang. Harakiri (bunuh diri dengan menusukkan pisau ke perut) menjadi ritual sejak era samurai, yaitu ketika mereka kalah dalam pertempuran. Masuk ke dunia modern, wacananya sedikit berubah ke fenomena ”mengundurkan diri” bagi para pejabat yang terlibat masalah korupsi atau merasa gagal menjalankan tugas. Orang Jepang juga memiliki semangat hidup hemat dalam keseharian.

Sikap antikonsumerisme berlebihan ini tampak dalam berbagai bidang kehidupan. Banyak orang Jepang ramai belanja di supermarket pada sekira pukul 19.30. Sudah menjadi hal biasa bahwa supermarket di Jepang akan memotong harga sampai separuh pada waktu sekitar setengah jam sebelum tutup. Di Jepang, supermarket rata-rata tutup pada pukul 20.00. Di samping itu, loyalitas membuat sistem karier di sebuah perusahaan berjalan dan tertata dengan rapi. Sangat jarang orang Jepang yang berpindah-pindah pekerjaan. Mereka biasanya bertahan di satu atau dua perusahaan sampai pensiun. Yang tak kalah penting dari budaya bangsa Jepang adalah membaca.

Di Jepang pada setiap densha (kereta listrik), sebagian besar penumpangnya baik anak-anak maupun dewasa sedang membaca buku atau koran. Tidak peduli duduk atau berdiri, banyak yang memanfaatkan waktu di densha untuk membaca. Hal lain yang cukup menarik adalah hingga saat ini orang Jepang relatif menghindari berkata ”tidak” apabila mendapat tawaran dari orang lain.

Kisah Sukses Seorang Wirausahawan Sosial

Peringatan 70 tahun usia Bambang Ismawan, lahir 7 Maret 1938, ditandai dengan terbitnya dua buku. Buku pertama berjudul Bambang Ismawan Bersama Wong Cilik dan buku kedua Mazmur Ismawan.

Delapan puluh dari 284 halaman buku pertama berisi perjalanan hidup Bambang Ismawan, lengkapnya Fransiskus Xaverius Bambang Ismawan, mulai dari desa kelahirannya di Babat, Lamongan, Jawa Timur, sampai di Jakarta, tepatnya di Cimanggis, Jawa Barat; sisanya sekitar 200 halaman berisi komentar-komentar teman, kolega, dan orang-orang yang pernah bersentuhan dengan Bambang Ismawan atau Bina Swadaya, yayasan yang menaungi berbagai usaha Bambang Ismawan bersama sejumlah kerabatnya.

Adapun buku kedua berisi napak tilas jejak langkah Bambang Ismawan, sebuah perjalanan retret bersama istri, Sylvia Ismawan, dan sejumlah teman dekat selama tujuh hari, menziarahi berbagai tempat di Jawa, dari Babat sampai Cimanggis. Kedua buku terangkai sebagai kisah sukses seorang wirausahawan sosial Bambang Ismawan.

Nama Bambang Ismawan tak bisa dipisahkan dengan Yayasan Bina Swadaya, sebuah yayasan yang semula bernama Yayasan Sosial Tani Membangun, didirikan bersama I Sayogo dan Ir Suradiman tahun 1967. Komitmen dan perhatiannya pada pemberdayaan masyarakat kecil (wong cilik) sudah terlihat sejak menjadi mahasiswa FE UGM—yang tidak mau menjadi pengusaha seperti umumnya alumni fakultas ekonomi pada masa itu—membawa Bambang Ismawan terlibat dalam kegiatan alternatif pemerintah yang dulu dikenal sebagai organisasi nonpemerintah (ornop), nongovernment organization (NGO), tetapi kemudian dia introdusir nama lembaga swadaya masyarakat (LSM), sebuah kegiatan pemberdayaan masyarakat yang kemudian dipakai sebutan umum segala kegiatan yang tidak berasal dari pemerintah, baik yang memfokuskan kegiatan advokasi maupun aksi langsung.

Bambang Ismawan bersama Bina Swadaya dikenal sebagai pelopor gerakan LSM yang berusaha mandiri, tidak tergantung dari bantuan, lewat berbagai usaha—dalam buku kedua disebutkan sebagai LSM terbesar di Asia Tenggara—karena itu pernah disindir sebagai membisniskan kemiskinan pada era tahun 1980-an. Namun, pada satu dekade kemudian, Bambang membuktikan langkah yang dia lakukan selama ini tidak keluar dari jalur pemberdayaan.

Koperasi yang dirintis awal kegiatan Bina Swadaya membuktikan masyarakat bisa mandiri, yaitu orang memperoleh kepastian atas hak miliknya, yang sejalan dengan pemikiran sosiolog Hernando de Soto, yaitu kepastian hak milik dipenuhi antara lain lewat sertifikasi tanah. Dalam konteks kemudian, mengaku berkali-kali bertemu pemenang Nobel dari Bangladesh, Muhamad Yunus, apa yang dilakukannya dalam menggerakkan swadaya masyarakat adalah mengadvokasi dan memberikan semangat bekerja pada masyarakat.

Bina Swadaya yang dirintis dan dikembangkannya saat ini dari sisi sebuah usaha dengan omzet Rp 20 miliar, 900 karyawan tetap, melayani secara langsung 100.000 keluarga miskin. Pusdiklat di Cimanggis sudah melatih sekitar 7.000 pimpinan LSM pengelola pemberdayaan masyarakat, penerbitan majalah luks pertanian Trubus yang terbit pertama tahun 1969 kini dengan oplah 70.000 eksemplar, penerbitan buku-buku pertanian sejak 25 tahun lalu disusul buku-buku kesehatan, keterampilan, dan bahasa, 12 toko pertanian di Jakarta, Semarang, dan Surabaya.

Bina Swadaya tidak lagi sebuah LSM yang kegiatannya mengandalkan dana pihak ketiga. Dalam usia 70 tahun, setelah 40 tahun lebih menangani Bina Swadaya sebagai Ketua Pengurus, resmi Bambang menyerahkan tongkat kepemimpinan pada Nico Krisnanto, mantan bankir yang sudah beberapa tahun belakangan ini magang di Bina Swadaya.

Tiga jalur

Dalam rencana kerja 10 tahun yang akan datang, Bina Swadaya ingin menjadi LSM yang besar dengan karyawan 5.000 orang pada tahun 2015 (buku pertama, hal 46), dengan tetap berpijak pada roh dan semangat awal, yakni pemberdayaan wong cilik. Sebutan macam-macam, akhirnya tepat yang dirumuskan untuk sosok Bambang Ismawan oleh Harry Tjan Silalahi, ”menolong wong cilik bukan karena merasa sebagai orang besar” (buku pertama, hal 25), menurut Frans Magnis Suseno SJ, ”berusaha di tingkat akar rumputbukan bagi masyarakat, melainkan bersama masyarakat untuk memperbaiki kehidupan mereka” (buku pertama, hal 111).

Menurut Bambang, untuk memberdayakan masyarakat dibutuhkan tiga jalur sebagai pegangan kerjanya selama lebih dari 40 tahun (buku pertama, hal 22-23). Jalur pertama lewat pengembangan kelembagaan. Lewat koperasi berbasis komunitas Bina Swadaya mendampingi lebih dari 20 juta keluarga bekerja sama dengan sejumlah lembaga. Lewat jalur ini koperasi yang digagas pertama kali oleh Bung Hatta sebagai usaha pemberdayaan masyarakat tetapi terperosok berhadapan dengan pengembangan ekonomi yang bermotif utama keuntungan margin, oleh Bina Swadaya dibuktikan sebagai lembaga yang tepat bagi pemberdayaan masyarakat.

Jalur kedua lewat jalur pengembangan ekonomi mikro. Menabung, kebajikan yang mungkin aneh di zaman konsumeristis sebagai penggerak roda ekonomi sekarang, oleh Bambang Ismawan dihidupkan sebagai jalur kedua pemberdayaan.

Dia beri contoh, di Cisalak para bakul harus membayar bunga 20 persen per bulan, di Muara Karang nelayan didera 50 persen bunga. Mengapa? Karena mereka tidak biasa menabung, tidak menyisihkan sebagian pendapatannya untuk disimpan. Yang perlu adalah pengubahan paradigma tentang sikap mengenai uang, lebih jauh tentang sikap hidup.

Bina Swadaya sejak tahun 1970-an mendorong masyarakat rajin menabung. Untuk usaha ini disalurkan kredit mikro bagi lebih dari sejuta orang di berbagai kota, dan tengah mengadopsi sistem Association for Social Advancement (ASA) yang dikembangkan Muhamad Yunus dari Bangladesh lewat Grameen Bank.

Jalur ketiga lewat promosi produk unggulan. Lewat majalah Trubus sudah diperkenalkan paling sedikit 19 produk unggulan yang mengangkat taraf hidup rakyat. Ada agroekspo, pengembangan burung walet, virgin coconut oil, anthurium, lobster air tawar, buah merah, sarang semut, dan lain-lain yang berdampak pada tumbuhnya lebih dari 4.000 industri agrobisnis.

Menurut Bambang, jalur tersulit dari tiga jalur itu adalah jalur kedua. Ada gesekan dan konflik kepentingan. Beberapa orang menyatakan tidak sanggup mengubah peran dari pendamping menjadi tukang tagih yang harus menjamin pengembalian pinjaman, sampai terjadi seorang direktur memperkarakan pengurus yayasan; suatu pekerjaan sulit sebab mengubah paradigma berpikir yang telanjur salah kaprah, dari meminjam uang berarti siap ngemplang menjadi siap mengembalikan.

Aktivitas Bambang diawali dengan keterlibatannya dalam organisasi yang berorientasi pada pemberdayaan masyarakat kecil, terutama sejak tinggal di Asrama Realino Yogyakarta dengan tempaan pemahaman tentang politik oleh Pastor Beek SJ. Adapun tempaan dan komitmen pada rakyat kecil dia belajar dan memperoleh penguatan dari Pastor John Dijkstra SJ, untuk masalah keuangan dari Pastor Christian Melchers SJ. Ketiga sosok itulah yang membentuk Bambang Ismawan sebagai seorang social entrepeneur yang tidak bergantung pada pihak ketiga, tetapi melakukannya secara berkelanjutan karena mampu berkembangberdasarkan penghasilan yang diperoleh dari pelayanan itu sendiri (buku pertama, hal 32-33).

Ada kesamaan antara wirausaha dan wirausaha sosial, yakni sama-sama mencari uang. Perbedaannya, wirausaha bertujuan meningkatkan kesejahteraan pemegang saham, wirausaha sosial bertujuan meningkatkan nilai kesejahteraan anggota masyarakat yang menjadi target pelayanannya. Sosok Bambang Ismawan teringkas dalam kedua buku itu. Dialah seorang wirausahawan sosial dengan payung Bina Swadaya sebagai LSM. Bina Swadaya melakukan kegiatan bisnis untuk mendapatkan keuntungan dan keuntungan itu untuk memberdayakan masyarakat (buku pertama, hal 33).

Rumah tanpa pagar

Sebagai wirausahawan sosial, Bambang mencita-citakan masyarakat Indonesia simbolis sebuah rumah tanpa pagar, rumah tanpa palang dengan halaman yang sama. Dalam kisah perjuangan menegakkan keadilan dan mempresentasikan hak-hak rakyat, tidak akan dijumpai cara-cara kekerasan seperti turun ke jalan atau teriak demo ”mendampingi wong cilik” atau ”memberdayakan masyarakat akar rumput”. Lewal Bina Swadaya ia turun ke lapangan, tidak secara fisik menjadi petani, menjadi bankir, atau menjadi tukang becak. Ia menggerakkan sarana dan ajakan agar masyarakat sendiri berubah sehingga bukankah itu cita-cita dan cara kerja yang seharusnya diambil oleh para penggiat masyarakat: mengubah paradigma cara berpikir dan memberikan sarana untuk itu.

Sebagai persembahan ulang tahun, kedua buku ini nyaris tidak banyak beda dalam hal mendudukkan sosok Bambang Ismawan.

Sebagian besar halaman buku pertama diisi oleh komentar dan tanggapan orang lain. Buku kedua berisi perjalanan napas tilas, sekaligus melukiskan bagaimana refleksi selama perjalanan disampaikan oleh Bambang yang kemudian direkam apik oleh Eka Budianta. Buku kedua melengkapi, memberikan kidung pujian (mazmur) untuk sepak terjang Bambang Ismawan selama 70 tahun, 44 tahun di antaranya dalam Bina Swadaya. Untuk itu buku pertama dan kedua harus dibaca bersama-sama, keduanya saling melengkapi. Begitu dibaca bersama, akan kelihatan banyak kisah dan pernyataan yang diulang-ulang, tumpang tindih, baik dalambuku pertama sendiri maupun dalam buku pertama dan kedua sekaligus.

Masih ada cita-cita Bambang yang belum terpenuhi, di antaranya ingin mendirikan koperasi yang benar-benar koperasi untuk rakyat kecil termasuk di dalamnya kegiatan simpan pinjam. Koperasi merupakan sarana masyarakat untuk mandiri, terlihat besarnya peranan gugus-gusus wilayah (guswil) yang berada di lapangan, apalagi guswil-guswil itu akan diubah menjadi koperasi. Koperasi yang dibayangkan tidak sekadar koperasi simpan pinjam, tetapi koperasi dalam layanan menyimpan, meminjam dan konsultasi (jasa pengembangan proyek), dan pengembangan masyarakat.

Jalan panjang melanjutkan cita-cita masih terbentang, seperti dikritik F Rahardi menyangkut bagaimana menjadikan guswil-guswil itu benar-benar menjadi tumpuan harapan rakyat dengan contoh kasus aktual masalah rawan pangan.

KISAH SUKSES

TANGGA SUKSES IR. FURSAN (mantan kenshusei yang menjadi pengusaha)

Masa depan harus mulai dibangun sekarang juga ! Demikian salah satu pesan dari Pak Fursan yang saat ini telah mempunyai usaha sendiri di Bekasi. Sambil menikmati brownis Bandung, beliau menceritakan pengalamannya ketika bertemu saya di Bandung tgl 30 Desember 2007, beliau termasuk pekerja keras yang memulai karier murni dari angka nol. Beliau masuk pelatihan IMM Jepang di Lembang Angkatan 25 Bandung pada tahun 1995 selama 3 bulan, padahal waktu itu masih berstatus mahasiswa yang sedang kuliah S1 di Jurusan Teknik Mesin di sebuah universitas di Bandung.

Beliau memutuskan ambil cuti selama 4 semester berturut ? turut supaya bisa mengikuti program magang di Jepang yang waktu itu masih untuk jangka waktu dua tahun. Oleh IMM Japan ditempatkan di sebuah perusahaan di Nara Perfecture yang bergerak dalam bidang welding & metal work. Pekerjaan beliau sehari ? hari waktu adalah menekuni pengelasan dan membuat Jig & Fixture Proses pengelasan. Setelah selesai program magang, Pak Fursan kembali ke Indonesia Tahun 1997, kemudian banyak melakukan wawancara kerja saat kembali di Cevest Bekasi. Akhirnya beliau memilih bekerja di perusahaan PMA Jepang di daerah Karawang di bidang maintenance dan engineering support, kemudian satu tahun kemudian ada tawaran dari teman jepang untuk membantu di perusahaan yang berlokasi di Cikarang sebagai sales engineer sampai awal tahun 2003

Nama Perusahaan yang mereka bentuk tersebut adalah PT.Fako Karya Teknika, yang bergerak dalam bidang engineering service, design support dan spart parts. Usaha ini tidak membutuhkan bengkel yg luas, mereka memakai ruko (rumah toko) dimana lantai satu untuk bengkel dan lantai dua untuk design dan kantor, mempunyai 8 orang pekerja sebagai tenaga operator bidang mesin Bubut 2 orang, mesin milling 1 orang, Welder 3 orang, helper 1 orang, tenaga adminitrasi 2 orang. Lokasi PT Fako ini sangat strategis yakni di dalam kawasan Industri Jababeka Cikarang, tepatnya di jalan Beruang Raya Blok G3 No. 176, Tlp. 021 ? 82603649 (FA ? 2008).

PUSPO WARDOYO SUKSES BERBISNIS DENGAN MANAJEMEN KONFLIK

Bicara waralaba ayam bakar, ingat Wong Solo. Berdebat tentang Wardoyo, pemilik Rumah Makan Ayam Bakar Wong Solo. Malah dalam banyak hal, nama lelaki ini lebih beken ketimbang rumah makannya. Maklum, keberaniannya membuat acara Poligamy Award di suatu hotel beberapa waktu lalu, menimbulkan pro dan kontra. Apakah ia kebablasan dalam hal personal branding? Tunggu dulu. Ternyata, menurut pria kelahiran Solo 46 tahun lalu ini apa yang ia lakukan memang disengaja. Kok bisa?

“Saya harus menciptakan konflik terus-menerus di benak orang supaya orang membicarakan saya,” ujar Direktur PT Sarana Bakar Diggaya ini blakbalakan. Bahkan ia mengungkapkan, jika perlu, ia membayar orang untuk mendemo dirinya sendiri. Tujuannya, supaya orang selalu membicarakan dirinya tanpa henti dan polemik menjadi panjang. Contohnya, isu poligami.

Bagi Puspo, apakah orang membicarakan hal positif atau negatif, untuk tahap awal bukanlah masalah. Yang penting, setiap saat orang membicarakan dirinya. Hal ini, dikatakannya, penting untuk bisnisnya. “Ketika orang membicarakan Puspo, itu berarti membicarakan Wong Solo, ” ujar suami dari empat wanita ini. Ia yakin, jika orang kenal Puspo, yang bersangkutan akan men-deliver hal itu ke Wong Solo.

Bagaimana Puspo bisa melakukan ini semua? Diceritakan, ketika pada tahun 1993 memulai bisnis ini, ia belum seterkenal sekarang. Ia memulai perjalanan usahanya dengan modal Rp. 700 ribu. Waktu itu orang mengenalnya hanya sebagai pedagang kaki lima di Bandara Polonia, Medan.

Namun suatu hari pada 1996, Koran daerah Medan, Waspada menulis seputar dirinya. Judulnya, “Puspo Wardoyo, Sarjana Membuka Ayam Bakar Wong Solo di Medan.” Sejak itu, bisnis rumah makannya sukses besar. Omsetnya naik 300%-400%. “Dari sini saya sadar dampak pemberitaan,” ujar mantan guru SMA di Bagansiapi-api, Sumatera Utara ini. Dan ia pun mulai mendekati pers.

Setelah cukup dekat dengan kalangan pers. Puspo mulai memahami cara kerja dunia pers. Antara lain, penting isu dalam pemberitaan. Sejak itu, ia mulai menciptakan isu atau konflik yang berkenaan dengan dirinya. “Isu atau konflik itu penting supaya media mau memberitakannya, tanpa kita memintanya,” ia menjelaskan. Isu-isu yang dibuatnya haruslah mengandung unsur tidak bermasalah. Malah kalau bisa, dengan isu tersebut, ia menjadi pahlawan. “karena seorang pionir adalah seorang pembuka, dan ia bisa disebut pahlawan,” katanya. Target besarnya adalah bagaimana mempromosikan bisnis.

Tentang sosok pahlawan ini, Puspo mencontohkannya dalam hal poligami. Ia memfigurkan dirinya sebagai pahlawan poligami. Sekaligus sebagai pengusaha rumah makan yang sukses dan andal. Di sini ia ingin meruntuhkan mitos bahwa poligami itu tabu.
Isu yang diluncurkan, antara lain sewaktu mendapat penghargaan Enterprise-50. Lalu, saat menerima penghargaan sebagai Waralaba Lokal Terbaik dari Presiden RI Megawati. Dan terakhir yang bikir geger Poligamy Award. Tak tanggung-tanggung, dana tak kurang dari Rp. 2 miliar dikucurkannya untuk acara ini.

Tentang isu poligami, Puspo berujar, “Ini positif dan paling efektif. Karena ada kebenaran, tapi tak semua orang berani mengungkapkannya.” Toh, ia melihat, dari sisi agama, apa yang dilakukannya tak melanggar aturan. Ia sadar, banyak orang yang setuju dan banyak juga yang tak setuju. “Ketika orang bicara poligami, tak akan pernah tuntas,” ujarnya. Hal itu, ia menambahkan, akan memunculkan konflik di antara mereka.

Puspo mengakui ia sangat terkesan dengan isu Poligamy Award. Karena, setelah acara tersebut diselenggarakan, banyak sekali tanggapan dari masyarakat. “Ini puncak promosi saya,” ujarnya bangga. Diakuinya, ini isu yang paling berat dan seru yang pernah diluncurkannya. “Karena isu ini melawan arus,” tambahnya. Isu-isu tersebut ternyata tidak dibuatnya sendiri. Ia membentuk sejumlah tim. Tim yang terdiri dari para wartawan ini tersebar di beberapa kota, antara lain Jakarta, Badung, Surabaya, Solo, Malang, Bali dan Medan. Namun, ia tak menyerahkan pembuatan isu begitu saja kepada timnya. “Semua tetap di bawah kepemimpinan saya,” katanya. Dua minggu sekali ia mengadakan rapat untuk menetapkan isu dalam satu bulan.

Hasil evaluasinya saat ini menunjukkan, nama Puspo Wardoyo sudah dikenal banyak orang. Adapun dari sisi bisnis, ia merasa relatif berhasil. Saat ini sejumlah rumah makan di berbagai kota besar dimilikinya. Sejumlah proposal kerjasama juga terus mengalir ke mejanya. Namun, kalau dibandingkan dengan rumah makannya, ia mengakui namanya cenderung lebih popular ketimbang Wong Solo. Itulah sebabnya, agar seimbang, kini ia mengupayakan agar nama rumah makannya kian dikenal. Karena hal itu, beberapa langkah kini digodoknya. Caranya? Membuat sejumlah isu baru! Pertama, isu yang berisikan pesan bahwa dirinya adalah sosok yang baik, sabar, penuh kasih sayang dengan keluarga, dan dermawan. “Saya ingin colling down setelah kasus Poligamy Award, untuk meraih simpati,” ujarnya terus terang. Berikutnya, fokus pada product branding. Sejumlah produk unggulan Wong Solo akan segera diluncurkan.
Menurutnya, selama ini Wong Solo dikenal sebagai rumah makan biasa. Padahal, usahanya ini memiliki sejumlah produk unggulan. Contohnya, beras terbaik dari Delangga. Juga, kangkung unggulan yang hidup di air panas dari Cibaya, yang karena daya tahannya yang kuat dinamakannya Kangkung Perkasa. Selain itu, ia juga memiliki beberapa produk unggulan yang namanya nyerempet-nyerempet poligami, seperti Jus Poligami, Jus Dimadu, atau Tumis Cah Poligami. Terlepas dari kontroversi yang ada, suka tidak suka, Puspo adalah salah satu pebisnis yang piawai mem-brand-kan dirinya.

MARIUS “C59″ WIDYARTO SUKSES BERBISNIS DENGAN DESAIN KREATIF

Tentu sebagian besar dari Anda pernah mendengar nama kaus bermerk C59. Kesuksesan C59 tidak lepas dari kepiawaian penggagasnya, Marius Widyarto atau yang akrab dipanggil Mas Wiwied. Bermula dari rasa gusarnya melihat teman-temannya yang memamerkan kaos bergambar kota mancanegara buah tangan dari orang tuanya usai bepergian dari luar negeri, Wiwied kemudian tertantang untuk membuat sendiri kaus bergambar patung Liberty dan kota New York dan sesumbar bahwa omnya juga baru datang dari luar negeri,sejak saat itulah ia semakin dikenal sebagai orang yang piawai membuat kaus, sampai-sampai, ketika ia bekerja di sebuah perusahaan kontraktor, ia lebih sering didatangi orang untuk urusan pesanan kaus daripada untuk pekerjaannya.

Wiwied yang sejak kecil menyukai pekerjaan prakarya memulai usahanya dari rumahnya yang berukuran 60 m2 di Gang Caladi 59, yang akhirnya menjadi nama merk kausnya dengan modal awal dari hasil penjualan kado pernikahannya dengan Maria Goreti Murniati. Mental entrepreneur Wiwied banyak ditempa ketika ia ikut seorang pengusaha keturunan di Bandung yang memperlakukannya secara keras.Pada awalnya Wiwied menjalankan usahanya dari order kanan kiri, ia juga ikut mendesain,memilih bahan, memotong,menjahit, menyablon sampai finishing disamping juga mencari order.

Usahanya meningkat ketika mendapatkan order dari Nichimen-perusahaan Jepang yang bergerak di bidang pestisida, kaus itu untuk dibagi-bagikan ke para petani. Usahanya semakin terasa meningkat setelah mengikuti kegiatan Air Show 1986 di Jakarta yang diikuti pula oleh para peserta dari mancanegara.

Wiwied kemudian juga merambah bidang retail yang bermula dari menjual sisa order yang tidak memenuhi syarat yang ternyata juga diminati orang. Setelah usahanya meningkat, pada tahun 1992, ia kemudian pindah ke Jalan Tikukur no.10 yang kemudian memborong rumah di sekitarnya yakni no.4,7,8,9 yang kemudian ia jadikan kantor dan showroom produknya. Selain itu ia juga membuka showroom di daerah lain,seperti Balikpapan, Bali,Yogya dan kota lain sehingga kini ia memiliki sekitar 600 outlet di Indonesia dengan mempekerjakan sekitar 4000 karyawan.

Di mancanegara,Wiwied memiliki 60 showroom yang tersebar di Slowakia,Polandia, dan Czech dan bahkan kini ia juga sudah merambah jaringan Metro Dept.Store di Singapura. Keberhasilannya menembus mancanegara bermula dari beberapa stafnya yang bersekolah di luarnegeri yang biasanya membawa satu dua koper kaus C59 dan dijual pelan-pelan di sana, kemudian diadakan survey yang tenyata pasar di sana menguntungkan karena memiliki empat musim, sehingga tidak hanya bisa menjual t-shirt namun juga sweater atau jaket.

Wiwied juga memiliki sebuah pabrik di atas tanah seluas 4000m2 di daerah Cigadung, Bandung. Pabrik ini dibangun setelah mendapatkan kredit dari Robbie Djohan yang saat itu menjabat Dirut Bank Niaga pada tahun1993, ketika itu Bank Niaga memesan t-shirt ke C59. Di tahun yang sama pula ia mengubah bentuk usahanya menjadi PT. Caladi Lima Sembilan. Keberhasilan Wiwied dibuktikan dengan berbagai penghargaan yang telah ia terima, diantaranya Upakarti 1996, ASEAN Development Executive Award 2000-2001,Dan pemenang I Enterprise 50.

Filosofi bisnis Wiwied sendiri terinspirasi dari burung Caladi yang berasal dari bahasa Sunda yang berarti burung pelatuk. Wiwied mengartikan Caladi sebagai 5 citra dan 9 cita-cita, lima citra itu menggambarkan karakter sumberdaya manusia yang dimiliki C59 yakni, cakap, cerdik, cermat, cepat, dan ceria.Sedangkan 9 cita-citanya adalah customersatisfaction, company profit, confident working atmosphere, control, collaboration, clear mind, creativity, dan consultative. Wiwied juga ingin seperti burung pelatuk Woody Woodpecker yang tidak mau kalah dari pesaingnya, dan bila kita perhatikan burung pelatuk selalu fokus ketika mematuk pohon, Wiwied pun ingin selalu fokus di bidang garmen.

Salah satu kunci sukses Wiwied juga terletak pada penggalian ide desain yang tidak pernah berakhir, baginya riset desain sangatlah penting karena kekuatan produknya ada pada rancangan,apalagi industri t-shirt cepat berganti tren. Karyawannya pun mendapat kesempatan jalan-jalan untuk mencari ide-ide segar, bahkan ia membiarkan karyawannya untuk tidak masuk asalkan ketika ia masuk ia sudah membawa ide bagus. Setiap desain yang akan dikeluarkan harus dipresentasikan lebih dulu, kemudian setelah terpilih, baru dilanjutkan dengan prosesi produksi, pemilihan bahan,teknik cetak,warna, dan sebagainya.

Wiwied juga terlihat sangat piawai membangun networking, ia selalu berusaha membangun hubungan baik dengan supplier, support, customer, dan government. Ia sangat percaya bahwa relationship adalah kunci kesuksesan dari bisnis. Wiwied mengaku kalau dia merupakan biangnya koperasi,untuk itu ia juga mendirikan koperasi untuk meningkatkan kesejahteraan karyawannya, omset koperasinya saat ini sekitar Rp 600 juta. Ia bangga karena telah dapat mewujudkan impiannya untuk membuka lapangan kerja bagi banyak orang

Update date: Monday, November 10th, 2008 10:25 am

Kamis, 18 Maret 2010

Layanan Pelanggan dalam 10 Langkah Sederhana

Strategi Bisnis | Pelayanan Pelanggan
Ditulis oleh Ibnu Munzir on Senin, 08 Februari 2010

Jika Anda seperti saya, Anda memiliki banyak pengalaman dengan layanan pelanggan yang buruk. Pikirkan terakhir kali Anda mengalamai kejadian buruk dengan produk atau jasa.

Mungkin produk atau jasa tidak sejalan dengan sales. Mungkin perusahaan tidak merespon telepon atau e-mail. Mungkin mereka tidak melakukan apa yang mereka katakan. Atau mereka mencari-cari alasan ketika Anda melaporkan masalah atau ada pertanyaan.

Jika Anda memikirkan semua pengalaman negatif melebur menjadi satu hal, kurangnya layanan pelanggan. Dan kurangnya layanan pelanggan biasanya bermula dari kurangnya fokus pada pelanggan. Banyak bisnis yang kehilangan pandangan siapa yang mereka layani dalam bisnis.

Alih-alih pepatah lama, "pelanggan selalu benar," saat ini banyak pengusaha yang merasa terganggu dengan pelanggannya. Saya akan katakan rahasia saat di awal sebagai agen iklan. Kami dulu punya pepatah, "bisnis ini akan besar, jika ini bukan untuk klien."

Hal yang bodoh bukan?! Kita tidak ada pekerjaan jika tidak utuk klien. Ya, terkadang klien bisa jadi sulit, tapi mereka adalah alasan kita berbisnis. Tugas kita adalah melayani mereka. Jika mereka kesal, seharusnya kita terbuka untuk mencari tahu alasannya, dan menggunakan informasi tersebut untuk meningkatkan produk atau jasa.

Ya, terkadang Anda harus menemui seseorang yang tidak tahu apa –apa, dan Anda harus berhubungan dengannya. Tapi seringkali, keluhan klien mengungkap masalah atau sesuatu yang bisa kita tingkatkan.

Jadi selalu dengarkan pelanggan Anda. Berkomitmen untuk memperlakukan pelanggan dengan baik. Setelah itu, memberikan layanan pelangan yang baik adalah salah satu alat marketing terbaik dan termurah yang ada. Jika Anda memperlakukan pelanggan dengan baik, atau lebih baik, diluar harapan mereka, Anda akan dihargai.

Klien yang happy adalah klien yang sama yang akan dengan senang hati mereferensikan pada Anda. Kebalikannya juga benar. Jika Anda klien yang kecewa, atau tidak memberikan apa yang Anda janjikan, atau memperlakukan mereka dengan buruk, mereka akan mengatakan pada setiap orang betapa buruknya Anda. Nyatanya, klien yang kecewa tersebut lebih banyak membicarakan Anda daripada klien yang happy. Sayangnya, seperti itulah biasanya terjadi.

Kabar baiknya adalah, tidak sulit memberikan layanan pelanggan yang baik. Anda hanya perlu menyadari dan membuat prioritas. Berikut adalah 10 tips untuk membantu Anda dalam layanan pelanggan.

1. Mudah diakses.

Pelanggan harus bisa menggandalkan Anda, atau seseorang dalam perusahaan, jika mereka ada pertanyaan atau mereka membutuhkan layanan Anda. Sediakan beberapa cara bagi pelanggan untuk menghubungi Anda, seperti email, telepon, e-mail, atau fax.

2. Merespon tepat waktu.

Buatlah kebijakan untuk menjawab telepon atau e-mail dalam waktu 24 jam. Dan jika Anda tidak bisa berkomitmen dengan hal tersebut, maka tentukan kerangka waktu yang bisa Anda kelola dan biarkan pelanggan tahu mereka bisa mengandalkan Anda untuk menginformasikan pada mereka dalam waktu yang ditentukan.

3. Mendengarkan pelanggan Anda.

Seringkali saat pelanggan menelpon atau menulis keluhan, mereka hanya ingin didengarkan. Nyatanya, terkadang, Anda hanya perlu mendengarkan. Luangkan waktu untuk mendengarkan apa yang dikatakan pelanggan sebelum Anda merespon atau mempertahankan produk atau jasa Anda. Dan mereka akan mengerti.

4. Memperlakukan pelanggan dengan respek.

Meskipun pelanggan yang ada di ujung telepon bertindak tidak rasional, kasar, jangan merendahkan diri Anda pada level mereka dengan melakukan hal yang sama. Perlakukan setiap orang dengan respek dan sebaliknya Anda akan dihormati. Plus, Anda tidak pernah tahu seseorang baru mengalami hari yang buruk, dan Anda terkena imbasnya (kita semua pernah melakukannya).

5. Jangan mendebat pelanggan Anda.

Anda tidak pernah bisa memenangkan argumen dengan pelanggan. Karena, jika Anda menang, Anda seolah mengasingkan pelanggan dan Anda kehilangan bisnis dengan mereka. Kita semua tahu jika pelanggan tidak selalu benar, tapi alih-alih fokus pada apa yang salah dan mempertahankan diri Anda, fokus pada bagaimana Anda bisa memecahkan masalah atau memperbaiki situasi.

6. Hormati komitmen Anda.

Jika Anda katakan Anda akan menjawab e-mail, maka jawablah. Jika Anda menawarkan garansi, maka hormati itu. Tidak ada satu hal yang lebih cepat merusak hubungan dengan pelanggan selain menjanjikan sesuatu dan tidak menepatinya.

Minggu lalu saya mendapatkan e-mail yang baik dari seorang klien yang kemudian menyadarkan saya betapa hal ini. Inilah yang dia tulis:

"Terima kasih banyak atas jawaban Anda yang cepat dan komprehensif. Minat pribadi, perhatian dan antusiasme Anda terlihat jelas. Banyak pemilik usaha yang berjanji merespon dan menjawabnya secara personal, tapi mereka jarang melakukannya..."

Ya, saya memerlukan waktu menjawab e-mailnya. Tapi saya berjanji memberikan email support pada semua klien yang membeli Sistem 10 Langkah Marketing dan karena itu penting untuk menghormati komitmen tersebut. Jika saya sampai pada titik dimana saya tidak lagi bisa merespon karena volume permintaan atau komitmen waktu lainnya, saya akan berhenti menawarkan layanan ini, tidak hanya berhenti merespon.

7. Lakukan apa yang Anda katakan.

Jika Anda bilang akan menghubungi seseorang pada hari Selasa, maka teleponlah pada hari Selasa. Semudah itu. Jika Anda ingin pelanggan percaya dan yakin dengan Anda, Anda harus mengikuti apa yang Anda katakan.

8. Fokus pada hubungan pelanggan, bukan sales.

Keberhasilan bisnis Anda dalam jangka panjang terletak pada kemampuan Anda untuk menjalin hubungan dengan pelanggan dalam jangka panjang. Jika Anda mengorbankan hubungan untuk menghasilkan penjualan jangka pendek, bisnis Anda akan berumur pendek.

9. Jujur.

Jangan membesar-besarkan hasil yang diperoleh dari produk atau jasa Anda. Jangan menjanjikan hal-hal yang tidak bisa Anda penuhi untuk menghasilkan penjualan. Saya melihat di banyak web saat ini; segala sesuatunya serba cepat. Ini menjengkelkan orang dalam membeli produk, dan kemudian produk tidak dikirim. Apakah pelanggan akan kembali membeli dari tempat tersebut? Tidak demikan. Berlaku jujur dan terbuka dengan apa yang bisa diberikan produk dan jasa Anda.

10. Mengakui jika membuat kesalahan.

Tidak ada seorangpun yang sempurna. Kita pernah melakukan kesalahan; ini bagian dari belajar. Jadi, ketika Anda membuat kesalahan jangan mencoba menutupi atau mengingkarinya. Akui dan jika perlu, lakukan sesuatu untuk memperbaiki situasi. Pelanggan akan menghargainya dan mereka akan menjadi pelanggan setia.

Jadi, bagimana pengukuran layanan pelanggan Anda? Apakah Anda mempraktekkan 10 langkah ini dan menawarkan layanan pelanggan? Jika tidak, saya tantang Anda untuk meningkatkan servis Anda. Lakukan pendekatan seperti Ken Blanchard dan alih-alih lebih dari sekedar puas dengan pelanggan yang happy, ciptakan "Penggemar".

Komitmen untuk menerapkan 10 tips ini dalam praktek. Kenali pelanggan Anda. Jadikan mereka fokus pada bisnis Anda. Ini salah satu kunci dalam kesuksesan marketing dan yang terbaik, tidak mengeluarkan biaya yang besar!

***

Penulis: Debbie LaChusa. Selama 20 tahun terjun di bidang marketing, Debbie LaChusa menciptakan Sistem 10 langkah marketing untuk membantu profesional independen dan pengusaha kecil agar sukses dalam memasarkan bisnisnya, dirinya, tanpa mengeluarkan biaya yang besar untuk marketing.

Sumber: www.10stepmarketing.com

Diterjemahkan oleh: Iin – Tim Pengusahamuslim.com

KIAT PROMOSI BISNIS PAKAIAN



Kiat Promosi Bisnis Pakaian

Usaha penjualan pakaian skala kecil dengan modal terbatas, harus mencari jenis barang yang cepat laku. Terlepas dari melakukan pinjaman tanpa jaminan atau tidak, indikasi cepat laku adalah kalau barang itu sering berganti atau cepat habis. Usaha pakaian memang waktu lakunya lama, dibandingkan dengan jualan makanan. Oleh sebab itu ada dua alternatif hal yang dapat dipilih yaitu memilih produk pakaian yang mahal agar dapat keuntungan besar, atau memilih produk yang murah dengan keuntungan kecil, tetapi pembeli terus menerus membeli.

Mengingat keterbatasan modal, maka pilihan jatuh pada penjualan produk yang murah dengan konsekuensi putaran sediaannya harus cepat. Produk-produk yang cepat ganti dan murah, dapat meliputi daster, celana dalam, bra, dan pakaian anak. Pakaian anak sangat cepat ganti, karena anak tumbuh berkembang, begitu sudah kesempitan perlu diganti dengan baju yang baru. Mungkin bisa juga dengan jilbab anak.

Walaupun sudah memilih toko baju dengan produk yang cepat laku, promosi tetap harus dilakukan tapi pada dasarnya promosi yang canggih tidak diperlukan. Yang penting dalam menjual harus ramah, mudah memuji ke konsumen, dan tempat diusahakan bersih. Setiap 3 hari diganti produk yang dipajang agar menimbulkan kesan laku dan memiliki variasi yang banyak. Prinsipnya promosi harus sesedikit mungkin mengeluarkan biaya, dan semua pelanggan dianggap sama. Misalnya semua harga adalah tetap, tidak boleh ditawar. Penawaran terjadi bila membeli dalam jumlah banyak. Misalnya meminta diskon 10%, bila membeli secara grosir bukan retail.

Karena usaha masih dalam skala kecil maka penjualan kredit harus dihindari, diusahakan kalau bisa cash. Memberikan kredit pada satu orang sama dengan memberikan kredit pada semua orang. Bila tidak bisa cash, berarti harus kredit dengan harga sama untuk semua orang. Selisih harga kredit dan cash tidak boleh terlalu besar, kalau terlalu besar akan diketahui oleh pelanggan, bahwa kita mengambil untung sangat besar dari penjualan kredit itu. Harga kredit besar karena mengantisipasi kalau macet karena kemungkinan macet sangat besar. Oleh karena itu administrasi harus rapi.

Usaha ini tentu memiliki prospek yang cerah, karena semua orang perlu berpakaian. Hanya persaingannya juga sangat besar. Kuncinya adalah inovasi untuk memperoleh keunggulan. Oleh karena itu, kalau membeli produk harus pada supplier yang kooperatif dan konsultatif. Disebut konsultatif, karena diharapkan pemasok/supplier dapat memberi saran produk apa yang sedang tren atau yang disukai pembeli. Kooperatif adalah bila pemasok mengijinkan kita untuk dapat menukar barang yang kurang laku dengan barang lain yang lebih cocok. Karena itu disarankan untuk memilih model, pola dan gambar pakaian yang tepat karena sangat menentukan dalam penjualan. Contohnya pola gambar dalam pakaian anak sering mengikuti film yang populer saat ini terutama film kartun. Bila tepat memilih akan cepat laku tetapi ini sangat musiman. Jadi, pandai-pandailah melihat tren sehingga produk yang Anda jual akan laris.

http://sasonov.wordpress.com

http://bikin.web.id/info-terbaru/kiat-promosi-bisnis-pakaian

Terima kasih
Dyah Renita
SMS : 0857 357 24 886 dan 081 333 444 012

Senin, 15 Maret 2010

Contoh Baju Produk Kami










GROSIR BAJU ANAK LANGSUNG DARI PABRIK



MILIKI USAHA GROSIR BAJU ANAK DI RUMAH ANDA

Bisnis dibidang penjualan baju anak sangatlah menjanjikan apalagi dengan kualitas dan harga yang murah. Anak-anak cukup cepat pertumbuhannya sehingga cepat ganti baju baru :)

Bisnis baju anak branded cukup populer saat ini, namun untuk menjalankan usaha tersebut dibutuhkan modal yang lumayan besar, karena harga jual yang tinggi, mulai dari Rp 35.000. Sehingga untuk membuka suatu outlet atau butik baju anak, dibutuhkan modal yang tidak sedikit, puluhan bahkan hingga ratusan Juta rupiah.

Segmen baju branded juga hanya dapat dijangkau oleh kalangan tertentu, sehingga perputarannya kurang begitu cepat.

Kami menyediakan baju anak dengan kualitas bagus, bahan tebal dan berkualitas namun dengan harga langsung pabrik. Sangat murah, hanya Rp 6000/pcs.

Gambar diatas merupakan sebagian dari ribuan produk yang kami miliki dan tidak mungkin difoto satu per satu. Bahan bervariasi, Mulai dari katun, Lacoste katun dll. Semuanya BARU! langsung dari Pabrik. Model bisa saja berubah sesuai supply dari pabrikan.

Konsep bisnis ini adalah OBRAL/GROSIRAN dimana tidak perlu ruang khusus seperti butik atau toko/kios. Cukup sediakan BOX khusus untuk menampung baju-baju anak dan tumpahkan semua baju dalam box tersebut. Hal ini memberikan kesan grosir/Murah sehingga pengunjung akan ramai berbondong2 membeli produk anda.

Usaha ini sangat cocok dijalankan di rumah, baik itu di garasi atau halaman rumah. Bisnis ini juga sangat cocok untuk lokasi di Alfamart, Indomaret maupun Yomart karena kita bisa manfaatkan traffic pengunjung disana, selain itu sewa tempat tidak terlalu mahal, berkisar Rp 300 ribu - 450 ribu per bulan.

Beberapa kegiatan toko yang dapat anda pelajari:

1. Tumpukan baju memberikan kesan Grosir & Murah
2. Jam rame: jam 12-2 siang dan 4 sore - 7 malam
3. Baju Paket Usaha siap Kirim
4. Baju Baru dari Pabrik. Bukan Bekas/Barang Import

Konsep ini bisa dijalankan dengan cara sederhana, tanpa perlu pembukuan yang rumit. Jika anda memiliki pegawai, cukup laporkan 3 hari atau 1 minggu sekali dengan menghitung sisa stok baju. Simple bukan? :) Anda tidak perlu catat kode barang dll. Semua harga bisa pukul rata sehingga perputarannya cepat.


ANALISA BISNIS

a. Investasi awal: Rp 3.000.000,-
b. sewa tempat: Rp 350.000/bln
c. karyawan: Rp 400.000/bln

Harga Jual: Rp 8.500 atau Rp 25.000/3 pcs
Rata2 Penjualan per hari: 100 pcs
Margin: Rp 2.500
PROFIT per hari: Rp 250.000
PROFIT per Bulan: Rp 250.000 x 30 = Rp 7.500.000,-

Keuntungan: >50%

Tidak sampai 1 Bulan anda sudah balik modal! DIJAMIN!!

TIPS: Anda bisa memilih baju yang berdisain bagus/unik dan ditempatkan di hanger, kemudian di bandroll harga khusus, misal Rp 15.000,-

Jangan menjual terlalu mahal, agar perputaran uang anda cepat!
Untung Rp 2000 - 5000 sudah sangat lumayan dibanding jualan makanan (bisa basi atau expire) atau jualan pulsa (saingan banyak, harga banting2an, untung tipis malah sering tekor).

Pemilihan Lokasi: SANGAT DISARANKAN membuka usaha di tempat dengan lalu lintas ramai. Sewa tempat di Alfamart atau Indomaret atau Yomart dan toko sejenis dengan biaya sewa murah (biasanya Rp 300 ribuan/bulan).

Kami menyediakan PAKET USAHA bagi anda yang tertarik bisnis menguntungkan ini dengan resiko kecil.

A. PAKET USAHA LANGSUNG JALAN: Rp 3.000.000

Berisi 500 pcs baju anak (campur atasan & bawahan untuk laki dan wanita) untuk usia 6 bulan hingga 4 tahun!
Berat Total: 30-34 Kg
+ BONUS: SPANDUK/BANNER EKSKLUSIF
+ GRATIS ONGKOS KIRIM (pulau jawa)
+ SUBSIDI ONGKIR Rp 100.000 Untuk Luar Jawa!
Bonus dan fasilitas diatas hanya berlaku selama bulan February-Maret 2010!

Contoh banner yang dapat anda pasang di depan garasi rumah, atau di Alfamart/Indomaret/Yomart. Eye catching bukan? :)

CARA PEMESANAN

Proses pemesanan sangat mudah, Praktis, aman dan cepat!
SMS Nama Paket-Nama Anda-Alamat lengkap-Bank Anda, kirim ke 0857.357. 24 .886 atau 081.333. 444.012

Contoh: Paket Usaha-Budi Pratiwii-Jl A Yani No 14 Sampit Kalteng 74326-BCA
Contoh Reply kami: Total 3.250.000 BCA 8160621223 Banuri Kasidi. Mohon konfirmasi setelah Transfer.

Pembayaran via Transfer Bank Mandiri atau BCA.
PENTING! Segera Konfirmasikan pembayaran anda saat itu juga!
Format Konfirmasi: Jumlah Transfer - Bank Asal - Atas Nama
Contoh: 3.250.000 - Mandiri - Anita Rahayu

Order Paket Usaha akan dikirim paling lambat 5 hari setelah pembayaran (pemilihan dan sortir produk, packing dan pengiriman memerlukan waktu).

Setelah barang kami kirim, anda akan kami infokan No Resi pengiriman agar anda dapat men-trace progress pengiriman. Jika paket terlambat diterima, segera hubungi cabang ekspedisi terdekat atau hubungi kami.


B. PAKET SAMPLE Rp 300.000,-

- Isi 50 pcs CAMPUR Baju anak & Bayi Cewe & Cowo Usia 6 bulan - 4 tahun
- BELUM termasuk Ongkir (Berat 4kg)

Untuk pemesanan paket sample via SMS:
Ketik: sample-nama-alamat-bank anda
Contoh: sample-ida murti -jl Pahlawan No 54 Tulungagung 66742-Mandiri
Reply kami: Total 330rb. Mandiri 0310001101859 Banuri, SE. Mohon konfirmasi setelah transfer. trim

Segera konfirmasikan pembayaran anda hari itu juga, agar order anda segera kami proses.

Sehubungan dengan banyaknya pemesanan dan order yang masuk, jika dalam 2 hari tidak ada konfirmasi pembayaran, SMS akan kami hapus dan anda harus order dari awal.

Kami menerima pengiriman seluruh Indonesia, dari Aceh hingga Papua dengan biaya kirim yang kompetitif (FOB Malang).


JANGAN LEWATKAN KESEMPATAN INI!

Sehubungan dengan banyaknya pemesanan dan SMS yang masuk, Kami tidak akan menjawab/Reply hal yang sudah di informasikan di website. Untuk info atau request khusus lebih lanjut silahkan hubungi via Telephone!

Contoh Order Request khusus: Sample Baju saja - ahmad taufik - jl letjen Sutoyo no 21 Bekasi 52234 - BCA


PENGIRIMAN

Kami menggunakan jasa kurir JNE, TIKI, ESL, ELTEHA, PANDU SIWI
Silahkan gunakan jasa kurir yang anda sukai, baik dari service maupun harga.

Terima kasih
Dyah Renita

Rabu, 17 Maret 2010

Tanaman Hias

Bisnis Tanaman Hias Bermodal Kemauan

Oleh: Syofiardi Bachyul JB/ PadangKini.com

Modal yang terbatas tidak membuat Afrizal, 27 tahun, menghentikan keinginan untuk menjadi pengusaha tanaman hias. Bahkan hanya dengan lebih banyak bermodal kemauan dan tenaga, ia terus mengembangkan usahanya.

Lelaki yang masih bujangan ini mendapat penghargaan Pemenang III Pengusaha Mikro 2006 Citigroup Microentrepreneurship Award 2006 untuk Kategori Perdagangan yang diterimanya di Hotel Santika, Jakarta, 30 November 2006.

Penghargaan itu diberikan oleh UKM (Usaha Kecil dan Mikro) Center, Universitas Indonesia bekerja sama dengan Citibank Peka (Peduli dan Berkarya) dan Citigroup Foundation.

Dari empat kategori award: perdagangan, pertanian dan makanan olahan, kerajinan, dan jasa, yang istimewa Afrizal satu-satunya pemenang dari bisnis pertanian. Dua pemenang lainnya dari katergori perdagangan adalah bisnis jualan mainan dan jualan ternak kambing.

Peserta award adalah pengusaha mikro minimal dua tahun membuka usaha dengan penilaian pada motiviasi usaha, hubungan sosial atau kegunaan bagi masyarakat sekitar, masa depan usaha, dan manajemen usaha.

Usaha tanaman hias lelaki kelahiran Padang, 11 November 1979 ini tidaklah terlalu besar di rumah orang tuanya di Kelurahan Sungai Lareh-Lubuk Minturun, 11 km dari pusat Kota Padang. Areal pajangan tanaman hiasnya yang tidak memiliki plang nama usaha itu, hanya sekitar 300 meter persegi di halaman samping dan depan.

Lubuk Minturun terkenal sebagai kawasan usaha tanaman hias di Kota Padang sejak 1970-an dan masih ada beberapa usaha tanaman hias yang lebih besar. Tetapi Afrizal mendapatkan penghargaan sebagai pengusaha mikro yang pantang menyerah meski dengan modal kecil.

Afrizal memulai usaha dengan mencoba-coba pada 1995. Waktu itu ia masih pelajar Sekolah Menengah Teknik (STM). Pulang sekolah, jika ia tidak membantu orang tuanya berjualan sembako di Pasar Raya Padang, ia mencoba-coba budidaya tanaman hias di rumah. Penduduk di Lubuk Minturun banyak yang berusaha tanaman hias dan mahir melakukan pembibitan, membuat Afrizal juga tertarik melakukannya.

“Saya menanam bunga kertas, sejenis bougenvil, yang lagi trend waktu itu dan harganya bagus, saya coba stek sendiri ternyata bisa, dikawin-silang juga bisa, hasilnya lumayan selain jadi hiasan rumah juga dibeli orang, hasil penjualan sudah bisa membiaya sekolah saya,” katanya.



Berburu dengan Sepeda Motor

Tamat STM, sekarang Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) pada 1997, Afrizal belum fokus kepada usaha tanaman hias. Sehari-hari ia masih membantu di kedai sembako ayahnya di Pasar Raya Padang. Karena hobi dan kesenangannya dengan tanaman, selain ingin berusaha sendiri, ia ingin terjun ke bisnis tanaman hias.

Namun benturan utama adalah modal. Untuk bisnis tanaman hias, modal terbesar adalah pembelian induk yang setiap batangnya untuk tanaman aglounema yang ditekuninya, antara Rp350 ribu hingga Rp500 ribu.

“Pada 2002 saya mulai membeli induk dengan uang hasil penjualan dan tabungan, kemudian 2004 saya melalui ayah yang punya jaminan uang pensiun meminjam ke Bank BRI Rp2 juta, pada 2006 saya meminjam ke BPR (Bank Perkreditan Rakyat) SMANdang, milik alumni SMAN 2 Padang, sebesar Rp5 juta, BPR ini tempat saya menabung,” katanya.

BPR inilah kemudian mengutusnya menjadi peserta dalam “Pengusaha Mikro 2006 Citigroup Microentrepreneurship Award 2006” yang membuatnya menjadi Pemenang III dengan hadiah uang tunai Rp7,5 juta.

Meski sempat menjadi penyalur tanaman hias euphorbia dari Medan ketika booming pada 2004-2005, usaha Afrizal sebenarnya lebih fokus kepada pembibitan, khususnya aglounema. Di awal-awal usahanya, bersama kakak laki-lakinya dengan mengendarai sepeda motor, ia berburu induk aglounema sampai ke Padang Panjang dan Solok yang jaraknya dari Padang lebih 70 km.

“Kakak (laki-laki) saya bahkan sampai tangannya pegal-pegal dan tidak bisa digerakkan karena lebih satu jam memegang pot bunga di kiri dan kanan di boncengan dan saya yang mengendarai,” katanya.

Pada 2004 kota-kota di Sumatera Barat mendapat pasokan tanaman hias dari Medan. Pada awalnya trend euphorbia, kemudian dengan cepat bergeser ke aglonema hingga sekarang. Namun untuk menjadikan induk aglonema dari Medan ini tidak cocok, karena umbinya telah dipotong. Padahal umbi inilah tempat tunas muncul.

Karena itu aglonema lokal yang masih punya umbi lebih cocok sebagai induk dan untuk mendapatkannya ia terpaksa mencari ke berbagai tempat usaha tanaman hias.

“Ketika banyak tanaman hias didatangkan dari Medan saya juga sempat mejadi penampung, tapi kemudian pasokan sempat putus dan sekarang sudah mulai berkurang, jadi terpikir kenapa kita tidak budidayakan sendiri karena di Padang sendiri masih banyak permintaan,” katanya.



Tidak Penyalur, Tapi Pembibitan

Afrizal memutuskan untuk menekuni budidaya aglonema, karena tanaman hias ini disukai konsumen dalam jangka waktu lama dan kemungkinan tidak akan habisnya. Pengetahuan budidaya selain ia dapatkan dari sesama pengusaha tanaman hias, juga dari membaca majalah Trubus.

Salah satu yang dinilai bagus dari usahanya oleh tim dari UKM Center UI adalah menekan angka produksi dengan pembibitan sendiri. Afrizal mendapat media tanah hingga pupuk di lokasinya sendiri. Ia membakar daun-daun dan ranting untuk mendapatkan media tanah yang bagus.

Sebagai pupuk ia mengambil pupuk kandang dari ternak yang banyak di sekitar lokasinya. Media dan pupuk yang didapatkan dengan gratis menekan angka produksinya, sehingga bisa menjual tanaman lebih murah dari pengusaha lain.

“Banyak pengusaha di sini (Lubuk Minturun-red) yang bertindak sebagai penyalur tanaman dari Medan, sedangkan saya melakukan pembibitan sendiri dengan media dan pupuk yang didapatkan dengan gratis, jadi menjual dengan harga murah pun saya masih untung,” katanya.

Aglonema termasuk tanaman mahal. Harga induknya berkisar antara Rp350 ribu hingga Rp500 ribu. Dengan modal Rp5 juta Afrizal hanya mampu membeli sepuluh batang induk. Untuk membudidayakannya pun terpaksa dilakukan dengan hati-hati, misalnya saat memotong anak, bisa-bisa induknya mati.

Tetapi ia mempunyai teknik budidaya dengan memotong tunas yang berusia satu bulan yang keluar dari umbi. Satu umbi atau satu induk bisa keluar hingga 12 batang tunas. Dua bulan sejak pemotongan anak-anak itu sudah bisa dijual.

“Masih langka orang yang melakukan budidaya aglonema, buktinya harganya masih tinggi, mungkin banyak yang nggak tahu caranya, bahkan ada yang mengatakan dengan menunggu anaknya, padahal dengan menunggu anaknya baru mucul dua tahun, jadi bisnis aglounema saya rasa tidak akan ada ruginya, tidak seperti usaha tanaman hias lain, tetap berkembang asal jangan dijual semua, termasuk induknya,” katanya.

Ia berkesimpimpulan pasaran aglounema terus berkembang dan harganya selalu naik. Sejak 2004 harganya sudah naik hampir tiga kali lipat. Sedangkan harga euphorbia sudah anjlok dibanding dua tahun lalu.

“Aglounema mengikuti trend, tapi lama bertahan, entah karena dia klasik saya kurang jelas, sampai sekarang orang masih memburunya aglonema, jenis pride Sumatera dulu sebatang yang berumur 8 bulan dihargai Rp80 ribu, sekarang yang berumur 6 bulan bisa Rp200 ribu, kan lebih tiga kali lipat,” katanya.


Budidaya Tanaman adalah Seni

Karena budidaya tanaman hias adalah seni, menurut Afrizal, melakukan perawatannya mesti dengan perasaan dan jika itu dilakukan hasilnya luar biasa.

“Setiap hujan turun semua tanah dalam pot saya gemburkan, sebab setelah hujan tanah bantat dan mengganggu pertumbuhan tanaman,” katanya.

Untuk pemasaran Afrizal tidak kesulitan. Lubuk Minturun yang terkenal sebagai kawasan usaha tanaman hias selalu ramai dikunjungi pembeli. Apalagi hampir setiap hari ia masih pergi ke Pasar Raya Padang untuk membantu kedai sembako ayahnya. Promosi dari mulut ke mulut di Pasar Raya juga banyak mendatangkan pelanggan.

Sekali dua hari juga datang dua sampai empat penjual bunga keliling dengan sepeda motor membeli tanaman hias kepadanya. Masing-masing belanja sekitar Rp150 ribu. Selain itu dalam seminggu kadang-kadang datang pembeli untuk tanaman hias kantor.

Namun yang diharapkan untung lebih besar pembeli untuk koleksi pribadi. Meski begitu omset Afrizal rata-rata baru Rp2 juta per bulan. Sebagian besar dari penjualan aglounema dan sisanya tanaman hias lain dan tanaman buah-buahan. Namun sekitar Rp300 ribu atau lebih dari penjualannya disisihkan untuk membeli induk.

Jika ada pesanan dalam jumlah banyak, misalnya untuk taman kantor, ia mempekerjakan sampai 5 orang setiap hari dalam seminggu. Namun sehari-hari ia mempekerjakan seorang kakak perempuannya untuk menyiram tanaman. Sedangkan untuk melakukan stek ia kerjakan sendiri.

“Tanaman hias tidak seperti sembako, jadi yang membeli kadang-kadang banyak, kadang-kadang sedikit, saat banyak ya, menjelang tahun baru,” katanya.

Afrizal bercita-cita mengembangkan usahanya lebih besar lagi. Sekarang investasinya baru sekitar Rp20 juta. Ia bercita-cita memperbesarnya, bahkan ingin menjadi pembudidaya tanaman hias khusus aglounema terbesar di Sumatera Barat. Peluang pemasaran pun sudah tampak di matanya, misalnya kosongnya pemasaran tanaman hias dari Medan di Pasar Raya. Namun ia terbentur dana.

“Saya belum pernah membawa tanaman hias saya ke pasar, umumnya pembeli datang ke sini, untuk membawa ke pasar kekuatan saya usaha saya belum cukup karena stok masih kurang, induknya tidak banyak, baru sekitar 250 batang, dari tiap jenis paling hanya lima batang, dan yang paling mahal hanya aglounema jenis pride Kuchin yang harganya sebatang Rp600 ribu,” katanya.


Bunga Bank Mencekik Leher


Kini ia menyiasati pengadaan induk dengan menyiasakan anakan. Jika tumbuh 10 batang anak, tiga batang ia sisihkan untuk calon induk. Tentu perlu waktu lama untuk menunggunya. Uang hadiah pun dibelikannya untuk induk.

Tapi itu tidak cukup, karena itu sertifikat Pengusaha Mikro 2006 Citigroup Microentrepreneurship Award 2006 pun akan ia lampirkan untuk mendapatkan kredit lunak dari program PUKK (Pembinaan Usaha Kecil dan Koperasi) sejumlah BUMN (Badan Usaha Milik Negara).

“Saya kapok menggunakan kredit bank konvensional termasuk BPR (Bank Perkreditan Rakyat), setelah saya hitung-hitung bunganya mencapai 30 persen dari jumlah uang yang dipinjam, itu jelas mencekik leher pengusaha kecil seperti saya,” katanya.

Ia banyak mendapat pengalaman berusaha dari nominee award lainnya saat pertemuan di Jakarta. Saat itu pula ia menyadari dibanding daerah lain seperti Kalimantan dan beberapa daerah di Jawa, perhatian BUMN (Badan Usaha Milik Negara) dan pemerintah terhadap usaha mikro di Sumatera Barat kurang. Kesimpulannya, di daerah lain jangankan usaha pertanian, usaha bakso gerobak saja mendapat kredit lunak dari program PUKK.

“Peserta dari Kalimantan mengatakan selalu mendapat kredit lunak melalui program PUKK, dikasih bunga 4 persen, sebelum uang keluar diberi pelatihan kewirausahaan dari cara mengelola usaha sampai pembukuan diajarkan, biaya pelatihan gratis sampai makan dan penginapan, hal yang sama tidak pernah didapatkan di Sumatera Barat, di Lubuk Minturun ini puluhan pengusaha tanaman hias yang menyerap banyak tenaga kerja bagi penganggur, tapi mereka berusaha sendiri,” katanya.

Afrizal belum tahu apakah sertifikat yang ia dapat cukup ampuh untuk mendapatkan kredit lunak dari program PUKK BUMN.

“Orang bisnis aglonema modalnya puluhan bahkan ratusan juta, sementara saya hanya mengandalkan tenaga, kemauan, dan lahan di sekitar rumah, saya harap ada jalan untuk mendapatkan pinjaman modal yang tidak mencekik leher,” katanya.**

modal 5 juta

Dear All,

Bisnis apa yang bisa dimulai dengan modal Rp 5,000,000.-, jawab:
banyaaaaaaaaaakk shekaleeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeee!! :

1. Bisnis Makanan :
- Nasi Uduk khas Betawi:
Modalnya ngga nyampe Rp 1 juta keuntungannya 200%, pangsa pasar orang kantoran
di sekitar Jalan jend. Sudirman - Thamrin, Jakarta Pusat.

- Kue subuh:
Kue pisang, lemper, bacang, goreng pisang, kue talam, kue pukis, dll
laris manis... coba tengok pasar kue subuh di Pasar Senen, Jakarta Pusat.

- Bubur Ayam Blora :
Saya jual peluang usaha Bubur Ayam "Blora" :
- 1 unit gerobak + 1 set perlengkapan kompor, mangkuk, sendok, dll + menu
bubur ayam
Blora dan training selama 1 minggu, semua harganya cuma Rp 4,000,000.- TOP
ABIS!

- Makanan cemilan Rempeyek Oyee!
Modal ngga sampai Rp2 juta keuntungan segunung, rempeyek kacang tanah,
rempeyek
kacang hijau, rempeyek ikan teri, rempeyek udang...dll.

- Usaha WarTeg. (Warung Tegal)
Di luar tempat, modalnya ngga nyampe Rp 5juta...

- Usaha minuman Juz Buah merek: "JAZ JIZ JUZ JEZ JOOOOOS"
Gerobak + blender + buah + perlengkapan lain2....... ngga nyampe Rp
5,000,000.-

masih banyak lagii... usaha makanan bermodalkan dibawah Rp 5,000,000.

2. Bisnis jualan tiket bis antar kota,
Modalnya juga dibawah Rp 5,000,000.-
jual tiket bis antar kota, agen Copaganti, X-Trans, ..Rosela, ANS, dlsb.

3. Bisnis mainan anak2,
Segerobak mainan anak2 beli di grosir mainan.... jual keliling kampung

4. Bisnis Bunga Plastik & Balon.
Jualan bunga2 plastik + balon dan parsel, tersedia pot2 kembang plastik...
modal awal
boleh dibawah Rp 5,000,000.-

5. Bisnis cuci motor,
Modal tempat, kompressor kecil, selang, kain lap, sabun colek.... modalnya
ngga
sampai Rp 5 juta.

6. Bisnis Pijat Sehat,
Modalnya cuma brosur, telepon dan tenaga kerja tukang pijat dengan gaji
sistem bagi
hasil.

Bannyaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaakkkk shhekkallleeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeee usaha
yang bermodal Rp 5,000,000.- tapi dari sekian banyak itu...pilihlah yang sesuai
dengan kesenangan anda dan memperhatikan syarat2 sbb.:
1. Bidang usaha paling disenangi (contoh: apakah senang/doyan bubur ayam? )
2. Mudah memulai & melakukannya terus menerus (contoh: bubur ayam mudah
dimulai)
3. Pasarnya bagus....good market! (contoh: bubur ayam "blora".. pasarnya
bagus, banyak orang doyan bubur ayam "Blora". )
4. Ada transaksi setiap hari.... (Pasti ada aja yang beli bubur ayam
"Blora" setiap hari)
5. Segera mulai.... jangan terlalu lama mikir.

Demikian sharing saya, bila perlu penjelasan lebih detail dan meyakinkan,
undang saya makan siang, saya akan bagi-bagi cara memulai bisnis dengan modal
kecil..bahkan tanpa modal alias PMDN-TS (Pengusaha Modal Dengkul Nekat - Tapi
Sukses), ANDA DIJAMIN SUKSES 100%!

"Niat baik harus disegerakan dan mulailah dengan langkah kanan" (Al-hadist)

Salam sukses selalu,

Agustaf Alvi
Success Motivation Institute
Hp. 0812 110 2328

Seorang Pemuda Berhasil Mendapatkan Jutaan Dolar Sebelum Usia 20 Tahun

Cameron Johnson,25,memulai bisnis pertamanya pada usia sembilan tahun dengan modal USD50 dan sebuah komputer di rumahnya.Dia bersemangat untuk terus mengembangkan sayap bisnisnya.

SEBELUM mencapai usia 21 tahun, dia telah membuka 12 bisnis yang meraih sukses dan pernah ditawari USD10 juta modal berisiko untuk mengembangkan perusahaan situs internetnya, Certificate- Swap.com. Situs ini pernah memperoleh penghargaan dari majalah Entrepreneur sebagai salah satu bisnis web yang membantu industri teknologi kembali ke alurnya, bahkan lebih berjaya.

Dalam menjalankan bisnis, Johnson memilih berkolega dengan kawan-kawannya, saudara kandungnya, dan para mentor yang membimbingnya. Pada usia sembilan tahun atau 1994, dia meluncurkan bisnis pertamanya di rumahnya,Virginia,Amerika Serikat. Ketika itu, dia membuat surat undangan pesta liburan orang tuanya. Kemudian, bisnis surat undangan itu dikembangkan hingga usia 11 tahun.

Dia menamakan bisnisnya, Cheers and Tears. Usaha Johnson tak berhenti sampai di situ.Pada usia 12 tahun, dia menjajal bisnis boneka dan penjualannya melalui situs lelang eBay dan website-nya Cheers and Tears. Dalam kurun waktu kurang dari satu tahun, Johnson meraih dana segar senilai USD50.000 dan diinvestasi untuk mendirikan My EZ Mail, sebuah perusahaan pelayanan e-mail.

Kemudian, dia pun merekrut seorang tenaga teknis dan dalam kurun waktu dua tahun, My EZ Mail meraih penghasilan USD3.000 per bulan dari iklan. Pada 1997 Johnson bergabung dengan dua pengusaha muda lainnya, Aaron Greenspan dan Tom Kho,untuk menciptakan perusahaan iklan online, Surfingprizes.com. Dia menerapkan strategi piramida klasik dalam bisnisnya serta bekerja sama dengan DoubleClick, L90, dan Advertising.com.

“Ketika usia 15 tahun,saya telah biasa meraih cek senilai USD300.000 hingga USD400.000 per bulan,” papar Johnson. Pada usia19tahun,diamenjualperusahaannya kepada pembeli yang dirahasiakan.“ Sebelum lulus SMA,saya memiliki kekayaan lebih dari USD1 juta,”bangganya. Sejak tahun lalu, dia lebih banyak mempromosikan bukunya yang berjudul “You Call The Shots: Succeed Your Way – and Live The Life You Want – with The 19 Essential Secrets of Entrepreneurship”.

Johnson mengungkapkan rahasia di balik kesuksesan pengusaha. Dia menceritakan tentang bagaimana memulai ide bisnis sendiri yang hebat dengan penuh semangat betapapun masih muda dan sekecil apa pun modal yang akan ditanamkan. Apa saja tips bisnis yang menjadi kunci utama Johnson? “Lakukan upaya khusus,mulai dengan modal kecil, buatlah agar uang bekerja untuk Anda.

Mencari ide hebat dari lingkungan terdekat, seimbangkan pekerjaan dengan kehidupan, bergaullah dengan orang hebat. Jadikan diri Anda sebagai merek, jangan takut bernegosiasi dan ambil keputusan sendiri dengan tegas,” katanya seperti dikutip dari situs pribadinya, CameronJohnson. com. Selain itu, Johnson juga mendorong anak muda untuk beradaptasi, cari pembimbing yang hebat, mencari ilmu baru setiap hari, gunakan kekuatan pers.

Lainnya, jangan memandang rendah terhadap pentingnya pelanggan, membangun di atas pengalaman dengan kreatif dan jadilah pengusaha seperti yang diinginkan. “Jangan takut dengan penolakan. Jangan khawatir untuk bertanya tentang segala sesuatu,” ujarnya kepada Forbes. Pria kelahiran 13 November 1984 itu bahkan tidak pernah mengambil pinjaman atau menumpuk utang. Dia berhasil mencetak satu juta dolar pertamanya sebelum lulus SMA.

Dia pun dengan mudahnya mengambil pensiun dini. Namun, pensiun masih jauh dari otaknya.Ketika usianya 15 tahun, dia menjadi anggota dewan penasihat dari sebuah perusahaan berlokasi di Tokyo. Pada usia 15 tahun,Johnson masuk dalam jajaran “CEO Berusia 15 Tahun”yang diterbitkan di Jepang. Pada usia itu perusahaannya berhasil meraih keuntungan USD15.000 per hari.

Dia mampu mengelola bisnisnya mencapai sukses walaupun di saat-saat terburuk dalam kelesuan bisnis internet. “Bagi saya, kesuksesan adalah ketika Anda memiliki semangat dalam melakukan pekerjaan yang Anda lakukan.Bisnis yang saya kelola merupakan hobi saya sehingga saya senang menjalaninya,”paparnya kepada Young Entrepreneur. Bagi Johnson, menjalankan bisnis tak semudah membalikkan telapak tangan.Kegagalan merupakan pelajaran terbaik.

“Ketika Anda menghasilkan satu dolar atau kehilangan satu dolar, itu langkah maju dalam bisnis.Untuk itulah, berhitunglah ketika bisnis bergerak maju dalam bisnis,” imbuhnya. Lantas, siapa orang yang memberikan inspirasi dalam kehidupan Johnson? Dia menjawab, Michael Dell, Bill Gates, Richard Branson, Oprah Winfrey, dan Donald Trump merupakan pengusaha yang menjadi inspirasinya.

“Saya membaca cerita dan buku mereka seperti anak-anak belajar tentang segala sesuatu,”paparnya. Belum cukup itu saja, dia pun senang membaca biografi orangorang sukses. Sementara itu, satu kata yang paling tepat untuk menggambarkan kehidupan sebagai seorang pengusaha bagi Johnson adalah “merdeka”. Dia juga selalu menerapkan keseimbangan kehidupan yaitu membatasi kehidupan personal dan bisnis.

Kesimpulan dari saya semoga saja cara yang dilakukan oleh pemuda ini dapat kita tiru supaya tidak ada lagi rakyat miskin di Indonesia.

Referensi :